Cinta dapat menembus ruang dan waktu. Setiap orang tentu memiliki cinta, baik cinta kepada orang tua, cinta kepada anak, cinta kepada saudara, cinta kepada sesama manusia, maupun cinta kepada sesama makhluk. Namun, kecintaan tersebut akan tidak ada artinya bila tidak disertai dengan kecintaan kepada Allah SWT, Sang Pencipta Alam Semesta. Orang yang mencintai Allah, ia akan merasakan kenikmatan dan keindahan cinta.
Demikian juga yang dirasakan oleh Nabi Yusuf. Nabi yang terkenal dengan ketampanannya ini melampaui masa-masa sulit dan kesusahan hidup dengan sabar, tabah, dan tegar. Penderitaan dan pengasingan telah memperkuat kecintaan dan keyakinannya kepada Allah SWT. Maka, ketika saudara dan orang yang iri dan menzaliminya meminta maaf kepada Yusuf, dengan ikhlas Yusuf langsung memaafkan mereka.
Menelusuri kisah perjalanan hidup Nabi Yusuf, kita akan menemukan sosok tampan, ramah, saleh, ikhlas, istiqamah, dan amanah. Sosok seperti inilah yang patut dicontoh oleh generasi muda sekarang ini. Penderitaan dan tantangan hidup, menjadikannya sosok yang sabar dan ikhlas. Fitnah yang ditujukan kepadanya, tidak membuatnya dendam, tetapi ia menjadi sosok yang pemaaf. Bahkan, keirian para saudaranya, ia balas dengan kasih sayang. Yusuf memang seorang nabi, di mana pun ia berada, ia selalu mengajarkan tauhid dan kebajikan.
Selain itu, Yusuf juga seorang yang cerdas dan penakwil mimpi. Kecerdasan dan kepandaian analisanya telah menggiring ia menjadi seorang pemimpin dan bendaharawan negara yang mampu memanaj kebutuhan rakyat.
Ialah cinta yang bisa membuat benci menjadi rindu.
Ialah cinta yang bisa membuat miskin menjadi kaya.
Ialah cinta yang bisa membuat jauh menjadi dekat.
Ialah cinta yang bisa membuat sakit menjadi nikmat.
Ialah cinta yang bisa membuat hati, akal dan nafsu bercampur menjadi satu dalam kedamaian.
begitupula sebaliknya jika terlalu berlebihan menempatkan cinta dalam ranah hawa nafsu.
Terkadang jika kita amati lebih dalam hakekat terselubung dibalik kisah cinta manusia. Maka, kita temukan berbagai ujian-ujian kehidupan anak manusia dalam menemukan cintanya. Hingga berakhir dalam pelaminan, dan menghasilkan keturunan-keturunan yang mulia.
Adapula ketika seorang anak manusia pencari cinta ketika ingin mendapatkan pasangan hidup slalu diuji dengan kesedihan, patah hati, kehilangan dan ketidak tenangan jiwa. Hanya karna ingin bersama, salah satu harus tersakiti yang akhirnya hilanglah keinginan rasa untuk mencintai. Ya tidak lain hal ini dikarenakan cinta yang dicari diawali dengan ambisi dan emosi berlebih dalam mendapat cinta. Sebagaimana seorang ulama berkata ' Jika cinta diawalin dengan nafsu berlebih maka ia hanya akan berakhir dengan kesia-sia yang tiada kebaikan didalamnya'.
Sebagai penutup,
sebuah nasihat cinta untuk kita semua...
Cinta sejati itu menentramkan bukannya menggoyangkan hati,
Cinta sejati itu menyehatkan bukannya menyakitkan hati,
Jika cinta dipaksakan, maka itulah yang dikatakan cinta yang bertepuk sebelah tangan,
cinta yang akan menyakitkan salah satu dari pasangan pencinta,
yang akan membunuhnya secara perlahan.
Ada 2 hal yang membuat anda dan orang yang anda cinta kecewa dalam hidup ini, yakni:
1. Mencintai orang yang ternyata tidak anda cintai, dan
2. Membiarkan orang yang kita cintai menderita.
Maka jangan paksakan cinta padanya jika anda memang jatuh kedalam ranah bercinta,
tetapi beritakanlah kepada Dzat Yang Maha Mencintai bahwa anda telah menerima takdir untuk merasakan cinta,
bahwa sejatinya Tuhan lah telah menanamkan rasa cinta dan mengharaplah agar Tuhan pula yang menyelesaikan urusan cinta kita.
Inilah kunci utama dalam memasuki ranah bercinta dalam naungan Illahi, karna hidup adalah ujian maka bersabarlah saudaraku.
Samarinda, 8 Desember 2010
No comments:
Post a Comment